KONSELING KELOMPOK
Pelaksanaan konseling mengalami perkembangan,
dari yang semula menekankan pada pendekatan individual berkembang dengan
penekatan kelompok. Factor yang mendasar penyelenggaraan konseling kelompok
adalah bahwa proses pembelajaran dalam bentuk pengubahan pengetahuan, sikap dan
prilaku termasuk dalam hal pemecahan masalah dapat terjadi melalui proses
kelompok. Dalam suatu kelompok anggitanya dapat memberi umpan balik yang
dipelukan untuk membantu mengatasi masalah anggota lain, dan anggota yang satu
dengan yang lain saling memberi dan menerima.
Konseling kelompok merupakan konseling yang
dilakukan terhadap beberapa klien. Atau bisa dikatakan suatu pendekatan atau
cara untuk menyelesaikan masalah yang ada didalam kelompok tersebut. Dalam
konseling kelompok ini perlu ada tahapan – tahapannya, hal ini dilakukan agar
konseling kelompok dapat mencapai tujuan yang diharapkan oleh klien. Berbagai
macam pendekatan juga dibutuhkan dalam konseling kelompok ini. Selain tahapan
dan pendekatan dalam konseling kelompok struktur konseling juga perlu digunakan
agar konseling ini berjalan secara efektif.
KONSELING KELOMPOK
A. Pengertian Konseling
Kelompok
Konseling kelompok
adalah konseling yang dilakukan dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu,
memberi umpan balik dan pengalaman belajar. Konseling kelompok ini, dalam
prosesnya menggunakan prinsip – prinsip dinamika kelompok, yang didalam
prosesnya ada hubungan antara konselor dengan beberapa klien. Konseling
kelompok ini bermaksud untuk memberikan dorongan dan pemhaman kepada klien,
untuk memecahkan masalah.[1]
B. Konselor, Ko-Konselor dan
Klien
1. Konselor
Konselor adalah
orang memimpin konseling kelompok dan bertugas sebagai pemimpin kelompok, yang
meliputi pemeliharaan (providing), pemrosesan (processing),
penyaluran (catalyzing) dan arahan (directing) (Capuzzi dan
Gross, 1991).
2. Ko-konselor
Ko-Konselor adalah
orang yang membantu konselor menjalankan perannya sebagai pemimpin kelompok.
3. Klien
Klien adalah
anggota kelompok. anggota kelompok pada dasarnya sebagai agen penolong bagi
anggota yang lain (Prawitasari, 1997).
C. Tujuan Konseling Kelompok
Konseling kelompok
berfokus pada usaha membantu klien dalam melakukan perubahan dengan menaruh perhatian
pada perkembangan dan penyesuaian sehari – hari. Dan tujuan konseling kelompok
pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan secara teoritis dan tujuan
secara opersional. Tujuan teoritis berkaitan dengan tujuan yang secara umum
dicapai melalui proses konseling, sedangkan tujuan operasional disesuaikan
dengan harapan klien dan masalah yang dihadapi klien (Pietrofesa dkk., 1978).
Sebagaimana tam[ak dalam karya Erle M. Ohlsen, Don C. Dinkmeyer dan James.
Muro, serta Gerald Corey, dapat ditemukan sejumlah tujuan umum dari pelayanan
bimbingan dalam bentuk konseling kelompok sebagai berikut:[2]
- Masing – masing konseli memahami dirinya dengan lebih baik dan menemukan dirinya sendiri.
- Para konseli mengembangkan kemampuan berkomunikasi satu sama lain.
- Para konseli memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri.
- Para konseli menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu menghayati perasaan orang lain.
- Masing – masing konseli menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka capai, yang diwujudkan dalam sikap dan prilaku yang lebih konstruktif.
- Para konseli lebih menyadari dan menghayati makna dalam kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama.
- Masing – masing konseli semakin menyadari bahwa hal – hal yang memprihatinkan bagi dirinya juga menimbulkan rasa prihatin dalam hati orang lain.
- Para konseli belajar berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok secara terbuka, dengan saling menghargai dan saling menaruh perhatian.
D. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok
sebenarnya sangat banyak, diantaranya yaitu;
1. Psikoterapi Kelompok
2. Konseling Kelompok
3. Kelompok Latihan dan
Pengembangan
4. Diskusi Kelompok
Terfokus
5. Self-help
E. Struktur Konseling
Kelompok
Konseling kelmpok
mempunyai struktur yang sama dngan terapi kelompok pada umumnya. Struktur
kelompok yang dimaksud menyangkut orang yang terlibat dalam kelompok, jumlah
orang yang menjadi partisipan, banyak waktu yang diperlukan bagi suatu terapi
kelompok, dan sifat kelompok (Corey, 1995; Gazda, 1989; Ohlsen, 1977; dan
Yalon, 1975).
F. Tahapan Konseling
Kelompok[3]
Konseling kelompok
dilaksanakan secara bertahap. Terdapat enam tahap dalam konseling kelompok,
yaitu
1. Tahap Pembentukan
Kelompok (Prakonseling)
Tahap ini merupakan
tahap persiapan pelaksanaan konseling kelompok. Tahap ini adalah thap
penyeleksian anggota dan menawrkan program kepada calon [peserta konseling,
sekaligus membangun harapan kepada calon peserta.
2. Tahap Permulaan
Pada tahapan ini
mulai menentukan struktur kelompok, mengeksplorasi harapan anggota, anggota
mulai belajar fungsi kelompok, seklaigus mulai menegaskan tujuan kelompok.
Seiap angota mulai mengenalkan dirinya dan menjelaskan tujuan atau harapannya.
Pada tahap ini deskripsi tentang dirinya masih bersifat superficial, sedangkan
persoalan yang lebih tersembunyi belum diungkapkan dapa fase ini.
3. Tahap Transisi
Pada tahap ini
diharapkan masalah yang dihadapi masing – masing klien dirumuskan dan diketahui
apa sebab – sebabnya.angota kelompok mulai terbuka, tetapi sering terjadi pada
fase ini justru terjadi kecemasan, konflik atau enggan membuka diri. Disini
tugas pemimpin kelompok adalah mempersiapkan mereka bekerja untuk dapat
memiliki kelompoknya.
4. Tahap Kerja – Kohesi dan
Produktivitas
jika masalah yang
dihadapi oleh masing – masing anggota kelompok diketahui, langkah berikunya
adalah menyusun rencana – encana tindakan. Penyusunan tindakan ini disebut juga
produktivitas. Kegiatan konseling kelompok terjadi ditandai dengan membuka diri
lebih besar, menghilangkan defensifnya, terjadi konfrontasi antar anggota kelompok,
modeling, belajar prilaku baru, terjadi transferensi. Kohesivitas mulai
terbentuk, mulai belajar bertanggung jawab, tidak lagi mengalami kebingungan.
Anggota merasa berada dalam kelompok, mendengar yang lain dan terpuaskan dengan
kegiatan kelompok.
5. Tahap Akhir (Konsolidasi
dan Terminasi)
Anggota kelompok
mulai melakukan perubahan – perubahan tingkah laku dalam kelompok. Setiap
anggota memberikan umpan balik terhadap yang dilakukan oleh anggota yang lain.
Umpan balik ini akan sangat berguna untuk perbaikan dan dilanjutkan atau
diterapkan dalm kehidupan klien jika dipandang telah memadai. Karena
implementasi ini berarti melakukan pelatihan dan perubbahan dalam skala yang
terbats.
Terjadi mentransfer
pengalaman pada kelompok dalam kehidupan yang lebih luas. Jika ada klien yang
memiliki masalah dan belum terselesaikan pada fase sebelumnya, pada fase ini
harus diselesaikan. Jika semua peserta merasa puas dengan proses konseling
kelompok, maka konseling kelompok dapat diakhiri.
6. Tindak Lanjut dan
Evaluasi (Paska konseling)
Setelah berselang
beberapa waktu, konseling kelompok perlu dievluasi. Tindak lanjut dilakukan
jika ternyata ada kendala – kendala dalam pelaksanaan dilapangan. Mungkin
diperlukan upaya perbaikan terhadap rencana – rencana semula, atau perbaikan
terhadap cara pelaksanaannya.
G. Manfaat Dan Keterbatsan
Konseling Kelompok[4]
Bagi siswa dan
mahasiswa, konseling kelompok dapa bermanfaat sekali karena melalui interaksi
dengan semua anggota kelompok mereka memenuhi beberapa kebutuhan psikologis.
Selain adanya manfaat konseling kelompok tersebut. Keterbatasan juga dimiliki
oleh konseling kelompok, diantaranya:
1. Setiap klien perlu
berpengalaman konseling individual, baru bersedia memasuki konseling kelompok.
2. Konseling akan
menghadapi masalah lebih kompleks pada konseling kelompok dan konselor secara
spontan harus memberi perhatian kepada setiap klien.
3. KKKelompok dapat
berhenti karena masalah "proses kelompok".
4. Kekurangan informasi
individu.
5. Seseorang sulit percaya
kepada anggota kelompok.
PENUTUP
Konseling kelompok merupakan bentuk khusus
dari layanan konseling yang dilakukan dengan memanfaatkan kelompok untuk
membantu, memberi umpan balik dan pengalaman belajar. Dengan konseling kelompok diharapkan klien dapat memecahkan masalah yang
dihadapi. Dengan mengikuti proses konseling kelompok, klien akan mendapatkan
manfaat mengikuti konseling kelompok, dan akan mencapai apa yang diharapkan
oleh klien. Disinilah tugas seorang konselor untuk merespon dan memberi
perhatian kepada setiap kliennya agar proses konseling kelompok ini berjalan
sesuai dengan harapan.
DAFTAR
PUSTAKA
Latipur, PSikologi
Konseling, 2006. Malang, Universitas
Muhammadiyah Malang
Winkel, W.S., BIMBINGAN DAN KONSELING DI
INSTITUSI PENDIDIKAN, 1997. Jakarta,
Grasindo
[1] Latipur, PSikologi
Konseling, (MAlang
: Universitas Muhammadiyah Malang, 2006), hal. 178 – 179.
[2] W.S.Winkel, BIMBINGAN
DAN KONSELING DI INSTITUSI PENDIDIKAN, (Jakarta: Grasindo, 1997), hal. 544.
[3] Latipur, PSikologi
Konseling, (Malang
: Universitas Muhammadiyah Malang, 2006), hal. 188
[4] Latipur, PSikologi
Konseling, (Malang
: Universitas Muhammadiyah Malang, 2006), hal. 184
Lucky Club - Play Online at Lucky Club, UK Casino for Fun
BalasHapusLucky Club is one of the luckyclub.live best casinos around. in the Lucky Club casino with a simple bonus code. Use our code "YSKY600".